Korea Utara dan Korea Selatan adalah dua negara dengan satu akar budaya yang dipisahkan oleh keadaan politik. Bentuk pemerintahan Korea Utara adalah Republik Rakyat Demokrat yang lebih bersifat komunis dan otoriter, sedangkan Korea Selatan yang memiliki bentuk pemerintahan Republik cenderung lebih liberal. Dua negara ini berbatasan langsung dengan Cina dan Jepang.
Korea merupakan negara sub-tropis yang memiliki 4 musim. Musim semi dimulai sejak bulan Maret hingga Mei. Pada bulan April, Korea memasuki musim semi dan dibulan Mei cuaca mulai nyaman dengan suhu sekitar 16-19o C. Sekitar 3 minggu di antara bulan Juni dan Juli, hujan sering turun dan periode ini disebut ‘Jangma’. Bila periode ini berakhir, tandanya musim panas dimulai. Bulan paling panas adalah bulan Agustus dengan suhu udara sekitar 23-27o C. September-Oktober menjadi awal musim gugur dan bulan November cuaca semakin dingin. Salju pertama turun di bulan Desember, musim paling dingin terjadi di bulan Januari dengan suhu sekitar -6o C dan musim salju berlangsung hingga Februari.
Sejarah Singkat
Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Pada sekitar abad ke-2 sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668 – 935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935 – 1392), Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu dan akhirnya menguasai Korea sehingga Korea menjadi bagian kekaisaran Mongol.
Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke-14, berbagai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea . Akhirnya, seorang jenderal yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yi (1392 – 1910). Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul . Namun, Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang yang ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari Jepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 – 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Uni Soviet dan Amerika kemudian membuat kesepakatan, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan dari kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal dan hingga saat ini kedua negara, Korea Utara dan Korea Selatan selalu berseteru.
Suku Bangsa
Bangsa Korea atau Orang Korea adalah salah satu suku bangsa besar yang mendiami wilayah Asia Timur. Sebagian besar orang Korea tinggal di Semenanjung Korea. Orang Korea Selatan menyebut rakyat mereka Hangukin (한국인) atau sederhananya 한인/ Han in untuk orang Korea Selatan yang tinggal di luar negeri atau Hanguk saram (한국 사람). Sedangkan rakyat Korea Utara menyebut orang mereka dengan Chosŏn in atau Chosŏn saram (조선 사람) Choson artinya Negeri setenang pagi hari.
Orang Korea dipercaya merupakan keturunan ras Altaik atau proto-Altaik yang masih berkaitan dengan orang Mongol, Tungusik dan orang Turkik serta banyak suku dari Asia Tengah yang lain. Bukti arkeologi menduga bangsa Korea tua (Proto Korea) adalah para pendatang Altaik dari Siberia Tenggara (sekarang wilayah Rusia) yang datang berturut-turut di masa peralihan dari zaman neolitik (zaman batu baru) menuju zaman perunggu.
Walaupun selama waktu yang lama sejak masa prasejarah bangsa Korea telah banyak bercampur dengan bangsa lain di Asia Timur, sebagian besar orang Korea memiliki bukti dari asal mereka sebagai bangsa Altai, postur tubuh yang tinggi, hidung yang mancung, tulang pipi yang tinggi dan adanya bintik mongol, yaitu tanda genetik kebiru-biruan pada bagian bawah tubuh yang tersisa hanya pada masa kanak-kanak.
Bahasa
Hangeul merupakan sebuah sistem simbol yang dirancang oleh Raja Sejong (1397-1450) dari Dinasti Joseon sebagai abjad bahasa Korea. Saat pertama kali Raja Sejong menyusun Hangeul, abjad ini terdiri dari 28 karakter, yaitu 17 konsonan dan 11 vokal. Huruf vokalnya dibuat berdasarkan filosofi “Tiga Komponen Dasar Kehidupan”, yaitu Surga, Bumi dan Manusia. Saat ini, huruf yang lazim digunakan terdiri dari 40 karakter, yaitu 10 vokal tunggal, 11 vokal ganda, 14 konsonan tunggal dan 5 konsonan ganda. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
Dalam bahasa Korea terdapat dua sistem penulisan angka (bilangan), yaitu Korea asli dan Sino Korea. Bilangan Sino Korea diambil dari sistem angka Cina dan dipakai untuk menyatakan tahun, bulan, hari, menit dan lain-lain. Sedangkan bilangan korea asli digunakan untuk penghitungan objek yang jumlahnya kurang hingga 99 karena bilangan korea asli hanya sampai angka 99, jika lebih dari 99, maka sino korea akan digunakan. Bilangan korea asli biasanya dipakai untuk menyatakan jumlah orang, jam, umur, buku, dan lain-lain.
Kehidupan
Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.
Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.
Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.
Orang-orang Korea suka mengadakan pesta selamatan rumah baru, baik oleh orang yang baru pindah atau bagi pasangan yang baru menikah. Pesta ini dinaman Jibdeuri. Mereka biasa mengundang saudara, teman dekat dan sejumlah tetangga ke rumah baru tersebut . Para tamu biasanya membawa tisu toilet, sabun deterjen dan korek api. Alasannya yaitu :
Tisu toilet melambangkan bahwa segala sesuatu akan berjalan mulus seperti tisu toilet yang larut dalam air.
Sabun deterjen melambangkan harapan agar tuan rumah dilimpahi uang sebanyak busa sabun deterjen.
Korek api melambangkan harapan agar tuan rumah cepat kaya seperti cepatnya api menyala.
Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri.
Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Tiongkok dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap.
Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.
Taman-taman yang terkenal:
Poseokjong dan Anapji, taman dari Silla yang terletak di Gyeongju Huwon, berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul
Kebiasaan
Orang-orang Korea biasa memberikan salam saat perkenalan, sebelum makan, sesudah makan, ketika berpamitan, ketika akan tidur dan lain-lain, dengan cara menganggukkan kepala dan sedikit membungkukkan badan. Kepala ditundukkan sekitar 30 sampai 60 derajat selama 2 hingga 3 detik. Ini dilakukan ketika menyampaikan salam hormat kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Semakin dalam kita menundukkan kepala, berarti salam yang kita sampaikan semakin hormat. Ungkapan maaf juga biasanya disertai gerakan menundukkan kepala.
Ketika pertama kali berkenalan, orang-orang korea akan memberikan tambahan panggilan ‘ssi’, yang artinya saudara/saudari agar terdengar lebih sopan. Untuk panggilan kepada orang yang lebih tua, biasanya digunakan panggilan ‘seonsaengnim’ yang artinya guru.
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya.
Tradisi sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin (dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang.
Pada hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan "complete food session".
Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea, antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu menggantungkan sendok pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
Pakaian Tradisional
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok untuk wanita (Chima).
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan digunakan hanbok yang bernama Hwarot atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
Kuliner
Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras , gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan, cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan.
Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin.
Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap.
Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dihidangkan untuk acara-acara spesial,) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan suatu acara dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.
Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni.Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging.
Makanan kerajaan (surangsang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.
Teh juga sangat akrab dengan orang Korea. Teh diperkenalkan di Korea dari Tiongkok sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Budha disebarkan. Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).
Kesenian
Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima dewa”.
Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan terus-menerus, serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya.Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi.
Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisonal Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai paling cepat.
Musik Istana, Jeongak, pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam setiap 3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas, sehingga berasa statis (monoton). Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.
Pungmul adalah jenis musik rakyat Korea yang kencang dan ekspresif. Pungmul dikategorikan dalam jenis minsogak atau musik rakyat kebanyakan.
Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik (memiliki senar), dan perkusi. Beberapa jenis alat musik tiup: piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum.
Alat musik perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya
Ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan kelas rakyat biasa. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu yang dipentaskan dalam upacara Konfusius. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea (hyangak jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (dangak jeongjae). Tarian lainnya adalah tarian Shamanisme yang dipentaskan oleh dukun dalam upacara-upacara tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar